Monday, October 15, 2007

Lebaran Kedua

Siapa bilang, Idul Fitri beragam hari hanya khas Indonesia? Tahun ini pun, Taiwan merayakan Idul Fitri pada dua hari yang berbeda. Taipei dan sekitarnya memperingati Idul Fitri pada Jumat, 12 Oktober 2007, sementara Taiwan wilayah Selatan, termasuk Tainan, merayakannya sehari kemudian.

Bila tahun lampau para mahasiswa pergi ke Masjid Tainan untuk sholat Idul Fitri, tahun ini kami memutuskan untuk mengunjungi Masjid Kaohsiung. Sekitar pukul 06.10 kami dengan berjalan kaki meninggalkan Sheng-li Dorm menuju Stasiun Kereta Api Tainan. Pak Bayu dan istri, Pak Mungki bersama istri dan anaknya pun bergabung dengan kami di Stasiun. Tak lama menunggu, kereta bertiket NT $ 59 pun datang untuk menemani perjalanan kami selama hampir 1 jam.

Setiba di Kaohsiung, kami berjumpa dengan para TKI yang juga hendak sembahyang Idul Fitri. Tak sabar menunggu bis tiba, sebagian kawan memutuskan untuk naik taksi. Kala bus datang, berebutan lah kami masuk ke bis bertarif NT $ 12. Sesampai di Masjid, ternyata kami tak lagi mendapat tempat di lantai utama, sehingga harus rela duduk di basement sembari melihat CCTV yang audionya, sayangnya, tak berkualitas bagus.

Seperti yakin seluruh jamaah yang berada di basement berasal dari Indonesia, seorang petugas berdiri memberi pengumuman dalam bahasa Indonesia. Dia mengingatkan bahwa, berbeda dengan kebiasaan di Indonesia, pelaksanaan sholat di Taiwan diawali dengan takbir tiga kali di rakaat pertama, sedangkan di rokaat kedua usai imam membaca Al Fatihah dan surat, akan diikuti dengan takbir tiga kali sebelum ruku'.

Usai sholat, para jamaah di basement, tanpa menanti khatib menyelesaikan khutbah, bergegas meninggalkan tempat. Tanpa menunggu lama, kami pun menyerbu tenda yang disediakan oleh IWAMIT, organisasi pengajian TKI di Kaohsiung, untuk menikmati hidangan khas Indonesia, berupa nasi, cap cay, timun bumbu kuning, daging, dan ayam goreng. Taqobbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faizin.

Wednesday, October 03, 2007

Harga Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa uang di kantongnya hanya tersisa beberapa sen, padahal dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, dan hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah sangat lapar. Oleh karena itu ia kemudian membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, berapa dia harus membayar untuk segelas besar susu itu. Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan," kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : "Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, di mana terdapat seorang dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.

Mulai hari itu, ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... Wanita itu sembuh !! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut. Ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut, walaupun harus mengangsur seumur hidupnya. Akhirnya, ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut. Sebuah catatan kecil di pojok atas lembar tagihan tersebut segera menarik perhatiannya. Ia membaca tulisan yang berbunyi...."Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu !!" tertanda, Dr. Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Terimakasih, ya Allah, cinta-Mu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."