Friday, March 21, 2008

Jagalah Hati

Memang tak mudah untuk menjaga hati, agar selalu dalam keadaan yang bersih, tanpa rasa iri, tanpa rasa dengki, serta penyakit-penyakit hati lainnya. Mungkin karena itu pulalah kita selalu harus diingatkan makna penting untuk menjaga hati kita, sebagaimana syair lagu yang dipopulerkan oleh dai kondang AA Gym:

Jagalah hati
Jangan kau kotori
Jagalah hati
Lentera hidup ini...

Entah dengan niat yang sama, untuk menjaga hati dari segala penyakit hati, ataukah menjaga hati dari kemungkinan tercuri (barangkali oleh pencuri hati? he..he..), hari ini setidaknya tujuh mahasiswa program magister di Departemen Teknik Kimia NCKU, seperti kompak ingin menjaga hati mereka masing-masing. Setidaknya, begitulah yang terpampang pada chat status instant messenger mereka:


  • Devi : Jagalah hatiiiiiiiiiiiiii...sip2...
  • Eva : Jagalah hati, jangan kau kotori...Jagalah hati lentera hidup ini
  • Hanik : Jagalah hati, hihihi
  • Nanik : Kenapa... hrs jaga hati?
  • Netta : Jagalah hati huk huk
  • Novita : "Jagalah hati... " (seems to be a big challenge, doesn't it?!?) ^ ^
  • Siti : Jagalah hati... hiks hiks

Sinta, mahasiswa NCYU, yang bingung dengan kekompakan kawan-kawannya di NCKU, menulis chat statusnya sebagai berikut: koq pada "jagalah hati" semua statusnya? ah... ikutan ya... "JAGALAH...KEBERSIHAN !!"

Sunday, March 16, 2008

Hilang Netti, Datang Siti

Ia seorang sahabat yang mampu membuat suasana menjadi ceria. Dan, yang terpenting, ia jago memasak. Dalam berbagai kesempatan, ia menunjukkan kebolehannya memasak dengan menjadi komandan di "Dapur Umum", Room 209. Tentu saja, para mahasiswa Indonesia yang saat itu jumlahnya tak banyak, menjadi bersuka cita karena berkesempatan sejenak melupakan rasa kangen masakan dengan cita rasa Nusantara. Namun, sekitar satu tahun lampau, karena pertimbangan keluarga, ia memutuskan tidak kembali ke Taiwan setelah menikmati libur musim dinginnya di tanah air. Netti, demikian ia akrab disapa. Tentu saja, kami bersedih menerima kenyataan ini.

Satu semester berlalu, hingga September tahun lalu datanglah seorang gadis langsing dari Surabaya, yang diterima di Program Magister Departemen Teknik Kimia NCKU. Namanya Siti, namun kawan-kawannya sering menyapanya dengan Cik Siti Nur, yang megasosiasikan dengan penyanyi kondang asal Malaysia, Siti Nurhaliza. Pembawaannya yang ceria mengingatkan kembali kepada Netti. Dan yang lebih mengingatkan kembali kepada sahabat yang saat ini menempuh program doktor di IPB itu adalah kenyataan bahwa Siti ini juga jago masak.


Dalam berbagai kesempatan, ia mengambil tongkat komando urusan masak-memasak. Dengan tangkas ia mengerjakan banyak hal dan membagi tugas ini itu kepada kawan-kawannya, tidak terkecuali kepadaku. Dengan bangga dan senyum mengembang, ia pernah berujar, "Saya senang sekali... Di Indonesia, saya adalah asisten dosen. Di sini, dosen adalah asisten saya...". Tadi malam, sebagai wujud rasa syukurnya atas keberhasilannya lulus dalam sebuah mata kuliah untuk ujian kualifikasi tingkat doktor, ia mengundang seluruh mahasiswa Indonesia untuk menikmati masakan rawon nan lezat...

Friday, March 07, 2008

Ketika Kulkas Harus Masuk Lemari

Menurut peraturan, memasak di dorm jelas dilarang. Tetapi, karena pertimbangan penghematan, masakan Taiwan yang tak mengundang selera, atau sulitnya menemukan makanan halal, membuat banyak mahasiswa Internasional memilih nekat memasak di dorm, meski sebulan terakhir ini --tampaknya karena ditengarai adanya pelanggaran terhadap peraturan-- di setiap lift dipampang pengumuman berukuran besar "No Cooking in the Dorm" (lihat juga cerita terkait di sini).


Nah, hari ini dan besok, banyak mahasiswa Internasional yang harus repot menyembunyikan segala peralatan dan perlengkapan memasaknya. Apa pasal? Hal ini disebabkan selama dua hari tersebut, akan diselenggarakan "Accommodation Cencus Taking", di mana Dorm Manager akan masuk ke setiap kamar untuk memeriksa kelengkapan administrasi serta kepatuhan penghuni terhadap peraturan.

Meski pemeriksaan seperti itu dilakukan rutin setiap semester, namun sebenarnya efektivitasnya sangat rendah. Upaya untuk memastikan bahwa hanya mereka yang berhak yang dapat tinggal di dorm, misalnya, tak pernah berhasil. Ada seorang mahasiswa master di Program Taiwanese Literature asal Vietnam, yang sebenarnya sudah tidak berhak tinggal di dorm sejak satu semester lalu, tetap berhasil "menumpang" di kamar yang dihuni oleh dua orang mahasiswa asal Vietnam juga (kapasitas kamar adalah tiga orang). Alhasil, saat pemeriksaan berlangsung dia hanya perlu menyingkir sementara, tetapi begitu pemeriksaan usai, kembalilah dia menempati (bukan) kamarnya.


Setali tiga uang dengan masalah peralatan berlistrik. Menurut peraturan, hanya komputer, kipas angin, dan heater yang diperbolehkan. Peralatan memasak, rice cooker, microwave oven, apatah lagi kulkas, tentu saja dosa besar. Karenanya, menjelang pemeriksaan, sibuklah para penghuni menyembunyikan seluruh barang terlarangnya. Barangkali tidaklah sulit untuk memindahkan sementara barang-barang yang berukuran kecil, tetapi bagaimana caranya menyembunyikan kulkas? Ada kawan yang cuma menyamarkannya dengan menutupi sprei, ada pula yang menyembunyikannya di dalam lemari pakaian...

Tuesday, March 04, 2008

Pengumuman Dari Tainan

March 3, 2008

To Whom It May Concern,

With the proclaimed aim of globalization and internationalization in academic institutions, higher education in Taiwan is reverberated with efforts to be to connected with the world. To raise our international profile, National Cheng Kung University (NCKU) is currently promoting the recruitment of international students and improving the bilingual environment of the Campus. By doing so, NCKU hopes to expand the global vision and develop cross-cultural interactions for students and faculty in the University.

The application deadline is only a month away (April 9,2008), and we hope that current students can assist in spreading the news along creatively through methods such as mails, blogs, emails, or by phone to all of your foreign friends.

"2008 NCKU Application of Admission for International Students" is now available (http://www.ncku.edu.tw/~ooia/eng/ ). It is most appreciated if you could assist in passing along this information.

Thank you very much for your help.

Yours sincerely,
Huey-Jen Jenny Su, ScD
Vice-President for International Affairs
National Cheng Kung University (NCKU)


親愛的成大同學您好,

為落實校園國際化及擴大學生國際視野,本校近年來積極對外招收優秀國際學生,於此期望提升本校學生的素質及成大之國際聲譽,以活絡國際學生和本國學生的異國文化交流,拓展學生的國際觀。

在此同時,外國學生申請入學招生截止日期(97年4月9日)在即,希望透過本校學生對外推廣此訊息,透過信件、部落格、E-mail、電話聯絡等方式讓您的朋友、或其他認識的外國友人了解此訊息。

本年度「國立成功大學外國學生申請入學招生簡章」已定,並公佈於網站 (http://www.ncku.edu.tw/~ooia/),內有詳細期程、申請方式介紹,希望您協助傳遞此資訊。非常感謝各位同學的協助,並誠摯地邀請各位一起參與成大的進步,讓成大的每一個角落發光,躋身國際一流大學,讓世界看見成大。

最後,預祝各位同學在新的一年中身體健康,心想事成。

國立成功大學國際學術處
處長 蘇慧貞 敬上
2008.3.3

Saturday, March 01, 2008

Kala Sembahyang Subuh Tak Mudah Dilakukan

"tadi subuh kan alarmku bunyi sebagaimana biasanya
eh tau ga, kamar sebelah tiba2 ngedokdok pintuku
huhuhuhu...
otomatis aku ma teman sekamar langsung kaget
spontan kumatiin wekerku
setelah weker mati dia langsung balik lagi k kamarnya
huhuhuhuhuhuhu...
gimana dunk?"


Kutipan di atas adalah keluhan seorang kawan kepadaku melalui instant messenger. Dia memang mengandalkan weker yang khusus didatangkan dari tanah air untuk membangunkannya sembahyang subuh. Memang, ada banyak masalah dalam hidup di dormitory, di mana beragam budaya bertemu. Salah satu masalah yang sering dialami oleh mahasiswa muslim adalah ketika menjalankan sembahyang subuh. Mereka sering harus menerima keluhan dari penghuni lain yang merasa terganggu dengan aktivitas mereka dalam menjalankan ibadah di saat yang lain justru baru mulai beranjak ke tempat tidur. Ketidaksukaan mereka diwujudkan dengan beragam cara. Misalnya, pernah suatu ketika, dua pintu kamar yang dihuni mahasiswi Indonesia di lantai 6 tiba-tiba ditempeli "surat cinta" yang entah ditulis oleh siapa, memprotes kegaduhan yang mereka buat di pagi buta. Cara lainnya, ya nggedor pintu seperti yang dialami seorang kawan di atas.

Pun andai tanpa tentangan, sesungguhnyalah bangun pagi untuk sembahyang subuh sudah merupakan perjuangan yang tak mudah bagi sebagian kawan, apalagi di musim dingin seperti sekarang ini. Para mahasiswa teknik kimia, misalnya, sering harus pulang ke dorm lewat tengah malam atau bahkan dini hari guna menyelesaikan eksperimennya. Ada pula yang memiliki kebiasaan chatting dengan keluarganya selepas tengah malam. Akibatnya, diperlukan perjuangan tersendiri untuk membuat mata terbuka sebelum matahari terbit, guna menunaikan kewajiban sembahyang subuh.

Salah satu cara yang juga sering mereka lakukan adalah meminta pertolongan pada orang yang masih menjalankan tradisi "hidup normal", yang beranjak ke tempat tidur pukul 23:00 atau 24:00 dan bangun sekitar lima jam kemudian. Jadi, adalah hal jamak kalau aku bangun tidur di pagi hari, menyalakan laptop, dan mendapati offline messege yang berbunyi: "tolong miskol saya pukul 6:00 untuk sembahyang subuh, sampai saya bangun ya...please...please..."