Friday, March 06, 2009

Siapa Mau Belajar di Singapura

Sejak kasus tewasnya David Hartono Widjaja, mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) asal Indonesia, banyak blog dan milis memberitakan sisi-sisi lain yang tak diungkap media-media resmi. Misalnya, banyak fakta (dan opini) yang diungkap yang membuat kita layak mempertanyakan kebenaran arus utama berita selama ini yang menyebutkan David menusuk profesornya, kemudian mengiris tangannya sendiri, sebelum akhirnya terjun dari lantai 5 sebuah gedung di kampusnya.

Selain memaparkan fakta-fakta (dan opini) baru yang kemudian menempatkan David sebagai korban, kerasnya perjuangan para mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi Singapura juga banyak diungkap oleh para blogger dan milister. Mereka yang merupakan para pelajar pilihan, sebagian bahkan mantan partisipan olimpiade matematika, fisika dan yang sejenisnya, banyak yang diceritakan mengeluh dengan tekanan yang mereka terima selama belajar di Singapura yang seolah-olah menjadikan mereka hanya sebagai mesin penghasil paten, paper, dan luaran akademis lain sebagai imbalan atas beasiswa yang mereka terima. Beberapa di antara mereka bahkan dikabarkan pernah mencoba mengakhiri hidupnya karena beratnya tekanan.


Menariknya, hanya berselang beberapa hari dari tewasnya David, Negeri Singa itu kembali diguncang oleh kematian seorang mahasiswa. Kali ini korbannya adalah Scott Jared Monat, peserta program pertukaran mahasiswa asal Amerika Serikat di National University of Singapore (NUS). Hari ini, Wu Wenjie, warga China yang menjadi mahasiswa di Singapore Institute of Materials Management ditemukan tergantung dengan kondisi tubuh sudah membusuk. Ketiga kasus kematian mahasiswa ini, bagaimanapun diyakini akan mempengaruhi persepsi orang tentang Singapura sebagai tujuan belajar.

Dari dua kali mengunjungi Singapura, memang tidak dapat diingkari kesan yang tertangkap sebagai tempat yang nyaman untuk menimba ilmu. Selain perguruan-perguruan tinggi yang berkelas dunia, juga negerinya yang bersih, rapi, teratur, dan aman. Ketika kusempatkan jalan-jalan lewat tengah malam, tak ada gangguan sedikit pun yang kualami. Namun, banyak orang menuding bahwa segala kenyamanan itu harus ditukar dengan kebebasan warganya. Memang, seperti kata orang, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau...

No comments: