Saturday, June 23, 2007

(Lazy) Dogs are Everywhere


Di Indonesia, amat jarang kita melihat anjing berkeliaran. Biasanya, mereka hanya berada di dalam rumah, menjalankan tugas sebagai anjing penjaga rumah. Di Taiwan, di mana-mana kita menjumpai anjing berkeliaran. Orang-orang juga tampak sangat menyayangi anjing. Adalah pemandangan yang jamak bila orang Taiwan berjalan-jalan ditemani anjingnya. Anjing-anjing itu juga sering didandani dengan beragam rupa dan gaya serta diajak kesana kemari naik scooter.

Satu hal lagi yang berlainan antara anjing di Taiwan dan di Indonesia adalah, bila anjing di Indonesia gemar menyalak, anjing di Taiwan lebih cuek. Mereka seolah tidak peduli orang lalu lalang di sekitarnya. Kata seorang teman dari Afrika, seperti juga orang Taiwan, anjing di Taiwan tampaknya juga suka mabuk dan karenanya sering fly.....


Wednesday, June 20, 2007

Dragon Boat Festival

Selasa minggu ini, adalah hari libur nasional Dragon Boat Festival di Taiwan (sementara hari Senin adalah harpitnas, di mana banyak instansi meliburkan aktivitasnya). Perayaan ini memperingati seorang penyair masa dulu bernama Qu Yuan (340 SM-278 SM). Ia bunuh diri dengan nyemplung ke sungai karena muak dengan pemerintahan Chu yang korup. Penduduk sekitar yang tahu kalau dia adalah orang yang baik, memutuskan untuk melemparkan makanan ke dalam sungai untuk memberi makan ikan dan mencegahnya memakan tubuh Qu Yuan. Makanan ini dikenal sebagai zongzi, yakni beras ketan, diisi beragam sayuran, kacang, dan daging, dengan dibungkus daun.


Mereka juga duduk di perahu panjang namun sempit, yang disebut perahu naga (dragon boat), dan berusaha menghalau ikan dengan menabuh genderang serta membentuk haluan perahu menyerupai kepala naga.

Legenda lain menyebutkan bahwa setelah Qu Yuan bunuh diri, karena masyarakat sangat mencintainya, orang-orang pun berperahu menyusuri sungai untuk mencari jasadnya.


Di Tainan, setiap tahun perayaan Dragon Boat Festival dimeriahkan dengan lomba dayung perahu, yang bahkan diikuti oleh tim-tim yang datang dari luar negeri. NCKU mengirimkan dua tim, yakni Tim IMBA dan Tim Chinese Language Centre. Sepanjang sungai pun penuh dengan para pedagang yang menjual aneka rupa penganan dan barang kerajinan. Tetapi, jangan tanya harganya....Selangit !!!!

Wednesday, June 13, 2007

Wayang Potehi

Meski menyandang predikat Newly Industrialised Country, Taiwan tidaklah melupakan upaya melestarikan tradisi. Berikut adalah pertunjukan wayang potehi yang digelar dari sebuah mobil yang diparkir di pinggir jalan.


Monday, June 11, 2007

豬 (Ask Me the Taste of Pork)

Siang itu, selesai kuliah, bersama seorang kawan mahasiswa Ph.D asal Indonesia yang fasih berbahasa mandarin, aku menyusuri gang depan kampus yang penuh dengan deretan warung-warung makan aneka rupa. Pilihan kami pun jatuh kepada sebuah rumah makan dengan interior lega, iringan musik indah, yang belum lama beroperasi.

Temanku memilih menu daging babi, sementara aku memesan ikan, keduanya biasanya disajikan di atas piring panas. Sebelum masakan siap, seorang pelayan datang membawakan sup sebagai appetiser. Karena sudah lapar, kami berdua segera menyantapnya. Tiba-tiba, setelah sekitar tiga atau empat suapan, temanku itu tampak terkejut, lalu segera memanggil sang pelayan.


Dengan bahasa mandarin yang lancar, ia bertanya apakah daging yang ada dalam sup adalah daging babi. Ketika sang pelayan membenarkan, berulang-ulang temanku ini meminta maaf kepadaku. Tinggallah sang pelayan yang terbengong-bengong, tak faham apa yang terjadi. Setelah temanku menjelaskan padanya bahwa sebagai seorang muslim aku tak diperbolehkan memakan babi, tak pelak ia pun berulang kali membungkukkan badan sambil berucap "dui bu qi, dui bu qi...."

Setelah kejadian itu, aku mulai berhati-hati kalau memesan makanan. Pada setiap warung makan yang baru pertama kali kukunjungi, biasanya aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, "Wo shi hui jiao tu, wo bu ke yi chi zhu rou" (saya muslim, saya tidak makan babi). Sebagian besar warung langganan telah hafal dengan hal ini, sehingga mereka akan selalu memberitahu masakan yang tersedia yang mengandung babi.

Akan tetapi, hal ini tidaklah menjamin makanan yang masuk ke perut kita sama sekali tidak mengandung babi. Pada suatu petang, seusai kuliah, bersama teman yang sama dengan pengalaman pertama di atas, aku masuk ke sebuah warung makan hot pot. Dengan mantap, kupesan seporsi dengan isi seafood, dengan keyakinan akan bebas dari unsur babi. Namun, temanku ini kemudian menginterogasi pelayan warung makan, menanyakan kuah/kaldu yang akan dipakai, yang kemudian diketahui adalah kaldu kaki babi. Wuih, untung deh.....

Namun, tak setiap orang "seberuntung" aku. Seorang kawan asal Indonesia di Program Ph.D yang sama denganku menuturkan sebuah pengalamannya. Suatu hari, karena sibuk ia meminta seorang temannya yang fasih berbahasa mandarin untuk membelikan mie favoritnya di sebuah warung langganannya selama setahun terakhir. Tak berapa lama, sang teman menghubunginya untuk mengabarkan pertanyaan keheranan dari pedagang mie langganannya, "Temanmu dari Indonesia itu aneh sekali. Masak dia menolak daging babi, tapi tidak masalah dengan kaldu babi....". Ternyata, dalam persepsi sang pedagang, yang tidak boleh hanyalah daging babi, sedangkan sup/kaldu babi diperbolehkan, sehingga meski temanku ini setiap kali memesan telah memberitahu untuk tidak menggunakan daging babi, tetap saja ia memberi "bonus" kaldu babi. Bayangkan, itu telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.....

Memang, sungguh tidak mudah menemukan makanan di Taiwan yang tidak mengandung unsur babi. Mereka menggunakan babi, barangkali pada hampir seluruh masakan. Kata kawan-kawan Taiwan, daging babi, kaldu babi, minyak babi, membuat masakan menjadi lebih sedap dan tahan lama. Zhen de ma?

Saturday, June 09, 2007

Graduation (or Photo Session?)

Hari ini, banyak mahasiswa mengenakan toga, membawa bunga, dan tertawa senantiasa, di seluruh penjuru kampus NCKU. Dengan didampingi orang tua, saudara, kekasih, atau keluarga lainnya, mereka sibuk berfoto sana, berfoto sini. Ya, hari ini adalah hari wisuda.

Namun, tunggu dulu. Tidak berarti mereka yang sibuk berfoto ria telah lulus. Berbeda dengan tradisi di Indonesia di mana hanya mereka yang telah lulus yang diwisuda, di NCKU (dan hampir semua perguruan tinggi di Taiwan) wisuda dilaksanakan serentak untuk angkatan yang memang seharusnya telah lulus. Ini berarti, seluruh mahasiswa angkatan tersebut, baik yang secara resmi telah lulus maupun yang belum lulus akan mengikuti wisuda, photo session, dan makan bersama-sama.

Setelah upacara wisuda usai, pada hari berikutnya mereka akan harus kembali menghadapi rutinitas: kuliah, mengerjakan tugas, presentasi, serta ujian. Bahkan, seorang mahasiswa College of Liberal Arts asal Vietnam mengaku akan masih harus kuliah sekitar satu tahun lagi untuk bisa lulus. Karenanya, amat mungkin kala saat wisuda penuh dengan canda tawa dan air mata bahagia, kala berikutnya keluar air mata derita tak lulus ujian, misalnya. Lucunya, malam harinya, banyak mahasiswa yang menyelenggarakan pesta merayakan wisuda (apa yang dirayakan?) Kata orang, "Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya."

Friday, June 08, 2007

7 Komponen Sederhana untuk Bahagia

1. Tidak seorang pun dapat
kembali ke awal dan
membuat permulaan yang baru,
tetapi setiap orang dapat
memulai dari sekarang dan
membuat akhir yang baru.

2. Tuhan tidak menjanjikan
hari hari tanpa sakit,
tawa tanpa kesedihan,
matahari tanpa hujan,
tetapi Ia menjanjikan
kekuatan untuk hari itu,
penghiburan atas air mata
dan cahaya dalam perjalanan.

3. Kekecewaan adalah seperti
lubang di jalan, yang sedikit
memperlambat mu, tetapi
kemudian engkau menikmati
jalan yang mulus. Jangan tinggal
di lubang terlalu lama.
Maju terus!

4. Jika engkau kecewa karena
tidak mendapatkan apa
yang kauinginkan, duduklah tegak
dan berbahagialah,
karena Tuhan sudah memikirkan
sesuatu yang lebih baik
untuk diberikan padamu.

5. Jika sesuatu terjadi padamu,
baik ataupun buruk,
pertimbangkan apa artinya.
Ada tujuan pada setiap kejadian
dalam hidup, untuk mengajarkanmu
bagaimana lebih banyak tertawa atau
tidak menangis tersedu sedu.

6. Engkau tidak bisa membuat
seseorang mencintaimu,
yang dapat kau lakukan adalah
menjadi seseorang yang dapat dicintai,
selebihnya terserah pada orang itu
untuk menyadari nilaimu.

7. Jangan mengabaikan teman lama.
Engkau tidak akan menemukan
orang yang dapat menggantikannya.
Persahabatan itu seperti anggur,
semakin tua semakin baik.

Wednesday, June 06, 2007

7-Eleven (Again!)

Pagi itu, seperti biasa, aku pergi ke 7-Eleven, jaringan minimarket terbesar di Taiwan, yang ada di lingkungan Sheng-Li Dorm, untuk membeli roti untuk sarapan pagi. Setelah membayar, sesaat sebelum keluar pintu, kulihat ada pengumuman pemenang resi pembayaran berhadiah. Kuambil sebuah.

Setiap dua bulan sekali, seluruh resi pembayaran pembelian barang di toko mana pun (tidak hanya di 7-Eleven), akan diundi secara nasional. Pemenang pertama, dengan delapan angka resi pembayarannya persis sama dengan pengumuman, memperoleh NT $ 2,000,000, sementara tiga pemenang berikutnya yang memiliki resi dengan delapan angka sama memperoleh hadiah NT $ 200,000. Sementara, para pelanggan yang memiliki tiga angka belakang sama dengan pemenang pemenang kelompok kedua, masing-masing akan memperoleh NT $ 200.

Nah, setelah sampai di kamar dorm, kuperiksa satu persatu resi pembayaran yang memang sengaja kusimpan. Ternyata, ada satu yang memiliki kesamaan tiga angka terakhir dengan pemenang kelompok kedua. Alhamdulillah. Tapi, berlainan dengan ketika menang pertama kali dulu, kali ini aku tidak membelanjakan seluruh uangnya di 7-Eleven, namun kumintakan tunai di kantor pos. Lumayan, bisa untuk makan empat kali......

Tuesday, June 05, 2007

9 Bulan (Sudah)

Hari ini, sembilan bulan lampau, aku menginjakkan kaki di Taiwan. Insya Allah, tiga minggu lagi aku pulang ke Indonesia untuk menikmati libur musim panas. Tidak sabar rasanya menanti saat itu tiba....

Monday, June 04, 2007

Siasat Perpanjang Visa

Hensi, Budi, dan Mungki adalah tiga mahasiswa IMBA tahun kedua asal Indonesia. Hensi akan segera menyelesaikan studinya, dan berencana melanjutkan ke program S3 juga di NCKU. Berbeda dengan Hensi, Budi dan Mungki dengan sukarela berencana memperlambat penyelesaian studinya. Sukarela? Ya, benar. Itulah cara mereka berdua untuk memperpanjang izin tinggal yang akan segera habis beberapa bulan ke depan.


Dua minggu lampau, istri Budi yang adalah mahasiswa S2 di Asia University, Taichung, melahirkan putri pertamanya. Sedangkan istri Mungki yang adalah mahasiswa S2 di NCKU, Tainan, akan melahirkan putri pertamanya bulan depan. Menurut peraturan keimigrasian, bila studinya telah rampung, berarti mereka berdua harus segera meninggalkan Taiwan. Padahal, istri dan anak mereka akan masih harus tinggal di Taiwan, setidaknya hingga satu tahun kemudian. Itulah dilema yang mereka hadapi.

Akhirnya, mereka memilih untuk tidak segera menyelesaikan tesis, meskipun itu berarti mereka berdua akan tidak lagi memperoleh living allowance bulanan, hak untuk tinggal di dorm, serta harus membayar sendiri tuition fee, yang konon mencapai NT $ 8,000/SKS untuk program IMBA. Tampaknya, itu semua tidak cukup besar dibandingkan dengan kesempatan untuk tetap bersama istri dan anaknya. Jia you!!!

Friday, June 01, 2007

Renungan Indah

By W.S. Rendra

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia
menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan
untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan
milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk
melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan
hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak
mobil, lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua
"derita" adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti
matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan nikmat dunia
kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan
kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak
keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku
hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan
keberuntungan sama saja".....