Wednesday, February 28, 2007

228 Incident

Hari ini rakyat Taiwan memperingati "Memorial Day" yang merupakan hari libur nasional. Tepat hari ini, enam puluh tahun lampau, Chiang Kai-Shek, pemimpin tertinggi Kuo Min Tang (KMT), Partai Nasionalis China yang berkuasa di Mainland China dan Taiwan saat itu, mengirimkan tentara KMT untuk memadamkan kerusuhan yang terjadi di Taiwan. Kerusuhan itu dipicu oleh perselisihan seorang inspektur pemerintah dengan seorang perempuan penjaja rokok gelap. Konon, tindakan represif tentara KMT mengakibatkan tewasnya sekitar 20.000 orang. Peristiwa ini sering dikenang sebagai "228 Incident", karena terjadi pada bulan 2 tanggal 28.

Dua tahun setelah peristiwa itu, Chiang Kai-Shek harus melarikan diri ke Taiwan (kemudian memerintah Taiwan dengan tangan besi hingga meninggal 1975), karena kalah dalam perang saudara melawan Partai Komunis Cina yang dipimpin Mao Zedong. Mao kemudian mendirikan People's Republic of China (PRC), sedangkan Chiang tetap menggunakan nama Republic of China (ROC) di wilayah Taiwan.

Sementara Mao Zedong mengklaim Taiwan sebagai salah satu provinsinya, Chiang mengklaim wilayah Republic of China juga mencakup Mainland China. Mimpi suatu saat kelak terjadi unifikasi dengan Mainland China tetap menjadi kebijakan resmi KMT hingga saat ini. Itulah sebabnya, mereka menentang keras setiap kebijakan yang mengarah kepada penguatan identitas Taiwan sebagai sebuah negara, yang terpisah dari Mainland China.

Sebaliknya, Democratic Progressive Party (DPP), partai yang berkuasa saat ini, adalah pihak yang berusaha keras untuk menjadikan Taiwan sebagai sebuah negara yang "normal", terbebas dari mimpi unifikasi dengan Mainland China. Belum lama ini, misalnya, mereka mengubah nama berbagai BUMN dari semula membawa nama "China" menjadi "Taiwan". Mereka juga berkali-kali melamar menjadi anggota PBB, WHO, dan organisasi Internasional lainnya, namun selalu gagal karena ditentang keras oleh PRC. Apakah kelak Taiwan akan mampu menjadi sebuah negara "normal", ataukah PRC akan merealisasikan ancamannya untuk menyerbu Taiwan bila Taiwan berani menyatakan merdeka? Hanya waktu yang akan mampu menjawabnya.......