Friday, December 08, 2006

I Have No Religion

"I have no religion". Kalimat itulah yang akan sering kita dengar manakala kita menanyakan agama yang dipeluk oleh generasi muda Taiwan. Sebagai orang yang dibesarkan di negeri "agamis" seperti Indonesia, kita tentu kaget mendengar jawaban seperti itu. Menurut sumber resmi, penduduk Taiwan memeluk agama Budha, Tao, Kong Hu Cu, serta Kristen. Akan tetapi, meski mereka mengaku sesekali melakukan bai bai di temple namun itu dilakukan lebih karena tradisi. Kebanyakan temple di Taiwan juga bukan kuil khusus agama tertentu. Di dalamnya tidak hanya ditemui patung dewa-dewi, namun juga patung Budha.

Agama Islam, bagi kebanyakan penduduk Taiwan, masih dianggap asing. Berulang kali, dalam berbagai kesempatan, kawan-kawan yang mengenakan jilbab menjadi perhatian. Mereka menanyakan apa yang dikenakan, mengapa mengenakan seperti itu, dan sejenisnya. Pertanyaan lain yang acap muncul adalah tentang sholat, mengapa harus menghadap kiblat, bacaan, serta gerakan. Kewajiban sholat lima kali dalam sehari tampak merupakan hal yang luar biasa bagi mereka. Masalah lain adalah jihad, yang sering dipersepsikan boleh membunuh siapa saja yang tidak seagama. Propaganda Amerika Serikat tentang citra Islam sebagai teroris, tampaknya banyak mempengaruhi persepsi mereka. Dan, tentu saja, yang paling menarik adalah poligami. Informasi yang dipahami secara salah selama ini adalah setiap pria dapat menikahi wanita sebanyak mereka suka. Biasanya, aku memberi penjelasan bahwa poligami lebih merupakan sebuah emergency exit, misalnya bagi mereka yang telah menikah lama namun belum dikaruniai keturunan, dan bukan semacam pintu yang selalu terbuka.

Mencari tempat sholat yang layak tentu saja juga tidak mudah. Ada beberapa kawan yang bahkan sering harus pulang ke dormitory hanya untuk sholat, kemudian kembali lagi ke kampus. Untunglah di College of Management ada gudang kecil di research room yang bisa disulap menjadi musholla, meski harus rela sholat bersama sapu, pel, dan kawan-kawannya. Masalah muncul bila kita bepergian. Dalam kesempatan wisata ke Jiji, Nantou bersama Chinese Language Center belum lama berselang, sebagian melaksanakan sholat di tempat parkir, sementara ada pula yang harus melakukannya di antara bis yang sedang parkir. Tentu saja, menjadi tontonan banyak orang.....