Aku melangkah dengan riang ke ruang 62453. Menurut course list, kuliah akan diselenggarakan dalam bahasa Inggris. Ruangan sudah hampir penuh. Aku duduk di deretan dua, di belakang dua orang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi di Kaohsiung.
Seorang profesor, berusia sekitar 55 tahun, memasuki ruangan. Kemudian dia berbicara sekitar 3 menit dalam bahasa mandarin, sebelum kemudian bertanya, siapa yang tidak bisa bahasa mandarin. Hanya tiga orang yang mengangkat tangan. "Don't worry. You just sit, and you'll understand," katanya.
Bahasa mandarin dan bahasa Inggris kemudian digunakannya secara bergantian. Tapi, bagiku, cara itu sungguh melelahkan. Kadang aku tidak sadar bahwa ia telah berganti dari bahasa mandarin ke bahasa Inggris, sehingga harus terus menerus memperhatikannya. Lagipula, aku merasa bahwa ada beberapa bagian yang disampaikannya dalam bahasa mandarin tidak diterjemahkannya dalam bahasa Inggris. Jadi, bahkan yang di course list tersebut akan disampaikan dalam bahasa Inggris pun, pada kenyataannya bilingual. Apalagi, kemudian sang profesor mengubah jadwal pertemuan berikutnya dari Rabu pukul 14.00-17.00 menjadi hari Minggu, pukul 19.00-22.00. Alamaaaaaakk.............