Dalam courses list, tertulis bahwa kuliah ini akan diselenggarakan dalam bahasa mandarin. Aku berharap dapat mengulang "kesuksesan" dalam kuliah sebelumnya (lihat: kuliah kedua). Seorang profesor tua, berusia sekitar 60 tahun, memasuki ruangan. Seperti profesor yang lain, ia "hanya" berkaos kerah dan bercelana bahan jins.
Seperti pengalaman kuliah-kuliah sebelumnya, sang profesor terus ngomong dalam bahasa mandarin. Sejenak kemudian, entah karena apa, ia berhenti dan menanyakan kepada mahasiswa sebelahku tentang diriku. Kemudian aku pun memperkenalkan diri dan menyebutkan kendala bahasa yang kuhadapi. Kemudian ia meneruskan berbicara dalam bahasa mandarin, tidak tahu apakah menanggapiku ataukah membicarakan hal yang lain.
Hampir 2 jam berlalu, dan kuliah pun usai. Tidak sepatah kata Inggris pun yang diucapkan oleh sang profesor. Bahkan silabus pun ditulis dalam bahasa mandarin. Nasib........................