Seminar 1 terjadwal di Ruang 62455. Ketika waktu menunjukkan pukul 15.00, ruangan masih kosong. Seorang mahasiswi Taiwan bermarga Li, kemudian memasuki ruangan. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, syukurlah, ia dapat menjadi teman bicara sambil menunggu kelas dimulai. Yang mengagetkan adalah, ia tidak mengenal ketika kujawab Indonesia sebagai negeri asalku. Setelah kucoba menjawab, "Wo shi Inni ren", baru ia mengangguk-angguk.
Tepat pukul 15.10, sesuai jadwal, seorang pria berkacamata, berwajah ramah, berusia sekitar 50 tahun memasuki ruangan. Penampilannya sungguh sederhana. Berbaju kaos berkerah warna merah bata dan celana berbahan jins warna khaki. Dialah sang profesor. Sebelum kuliah dimulai, kuperkenalkan diriku, dan kendala bahasa yang kumiliki. Sang profesor tampak terkejut. Mungkin inilah kali pertama ada mahasiswa internasional di kelasnya. Diterangkannya bahwa kuliah akan diselenggarakan dalam bahasa mandarin, dan dosen-dosen tamu yang diundang pun akan berbicara dalam bahasa mandarin.
Terdapat sepuluh orang mahasiswa di kelas, dan aku adalah satu-satunya mahasiswa yang bukan orang Taiwan. Suasana kelas tampak hidup. Mereka berdiskusi dengan sangat ramai. Sayangnya, tak satu pun yang kupahami. Baik bahasa maupun tulisan di papan tulis, seluruhnya dalam bahasa mandarin. Waktu berjalan terasa sangat sangat lambat..............