Thursday, September 14, 2006

Satu Minggu Pertama

Alhamdulillah, satu minggu pertama di negeri orang berjalan lancar. Ada banyak kawan yang berbaik hati membantu mengerjakan ini itu dan mengantar kesana kemari. Terima kasih Mas Feri, Mas Samsul, Mas Mungki, Mas Ely, Mbak Hensi, Mbak Hesti, dan Mbak Anna (Semoga Allah membalas kebaikan mereka). Saat ini sedang summer, dengan suhu udara yang tidak begitu berbeda dengan kebanyakan kota di Indonesia. Apalagi hujan sering datang, sehingga panas menjadi tidak begitu terasa.

Dua masalah utama yang saya hadapi adalah bahasa dan makanan. Selama berada di lingkungan kampus, bahasa tidak (setidaknya, belum) menjadi masalah. Dalam setiap bagian, biasanya ada satu petugas atau staf mahasiswa yang bisa berbahasa Inggris. Tetapi, begitu keluar kampus, bahasa tarzan pun acap menjadi penolong. Atau, paling tidak, kita bisa mencontoh pengalaman seorang teman saya dari Yogyakarta. Berbekal contekan dari kamus elektronik, datanglah ia ke sebuah toko untuk memprotes barang yang dibelinya sehari sebelumnya, yang dipikirnya tak sesuai spesifikasi. Dengan terbata-bata dan pronunciation yang entah benar atau tidak, dibacakanlah contekan itu, yang kemudian mengundang gelak tawa orang-orang yang mendengarnya. Untunglah, seorang lelaki kemudian keluar dan berbicara dalam bahasa Inggris, dan selamatlah teman saya itu.

Masalah makanan lebih parah lagi. Orang-orang di sini terbiasa makan babi seperti orang Indonesia terbiasa makan ayam. Cilakanya, amat mungkin, meski kita pesan ikan, tetapi digoreng dengan wajan bekas goreng babi. Atau, bila kita pesan ayam, mungkin sekali ayamnya tidak disembelih dengan mengucap asma Allah. Wah serba susah deh! (kecuali kalau Anda sepakat dengan mazhab seorang teman saya, "Ah, babi di Taiwan sudah muslim kok.") Jadinya, yang paling nyaman dan aman, makan sayuran. Sayangnya, mungkin karena lahan pertanian yang terbatas, sayuran (dan buah-buahan) amatlah mahal di sini. Saya sering membayangkan, alangkah enaknya bila ada semacam halal food hall di sini. Dengan semakin meningkatnya komunitas muslim, saya pikir itu akan bisa menjadi peluang bisnis yang menarik.

3 comments:

Feri Adriyanto said...

hayo siapa yang bawa contekan untuk belanja ? tolong tunjuk jari :)

Sucian said...

Apa kabar~
Saya seorang mahasiswa yg akan belajar ke Idonesia dari Universitas Kebangsaan Guangxi.
Saya mau tahu gimana saya bisa dapat sebuah ruangan ngomang bahasa Indonesia.
TRM KSH
Dari Sucian

阿里 Ali Mutasowifin said...

Sucian, hampir semua situs berita menyediakan tempat untuk berdiskusi dalam bahasa Indonesia. Dua di antaranya adalah http://www.detik.com dan http://www.kompas.com Di Indonesia akan belajar di mana?